"Cerita Bagian ke Tiga"
RadiusNews, Minahasa- Ibarat sang sutradara, kisah Dismas dan Jovan telah diatur dalam rangkaian cerita hidup, Seorang penulis Agung telah menggoreskan tinta dalam lembar kehidupan bagi sang anak Yatim dan anak keluarga miskin.
Penulis itu melibatkan banyak aktor dalam dalam cerita yang ditulis-Nya bagi mereka.
Sekilas mengulas kisah perjalanan hidup mereka, Dismas kecil yang sangat sayang pada Ibunya harus merelakan dirinya hidup tanpa cinta seorang Ibu. Bangku kelas 2 SD menjadi awal Dismas kecil yang selalu merebahkan tubuhnya dipangku Ibu dan meletakan kepala dirangkulan Ibu, kini harus menangis sepanjang waktu mencari pembaringan tubuhnya yang sudah pergi. Dismas lalu diasuh oleh ayahnya, namun takdir berkata lain, saat di bangku Kelas 6 SD, ayah sebagai satu-satunya tumpuan dan harapan hidupnya pun pergi menghadap Yang Kuasa, sehingga Dismas kecil harus hidup sebatangkara dan harus bertahan hidup meski barharap pada belas kasihan orang lain.
Dari lembaran lain, Jovan anak keluarga tak mampu yang menghabiskan masa kecil bersama orang tua di kampung halamannya Morowali. Kehidupan keluarga Jovan hanya bergantung pada sadapan karet dan menyiang yang dilakukan orang tuanya. Tutur Jovan, semasa di kampung, untuk makanpun mereka sangat kesusahan karena kesulitan ekonomi. Dalam himpitan hidup yang mereka alami, Dismas dan Jovan lalu di Ambil untuk diasuh pada sebuah panti asuhan di Kecamatan Langowan Barat.
Di Panti Asuhan MELANIA LANGOWAN (nama panti asuhan yang mengasuh Dismas dan Jovan), dua sahabat ini dipertemukan. Dismas dan Jovan menjalani hari-hari hidup mereka serta tumbuh/berkembang bersama sebagai anak Panti Asuhan. Dimas dan Jovan kemudian menempuh pendidikan menengah pada SMK Negeri 1 Langowan. Selama dibangku SMK, dua sahabat ini hanya berdiam di dalam kelas, bila waktu istirahat tiba. Walau teman-teman mereka berbelanja makanan dan minuman saat jam istirahat, Dismas dan Jovan hanya bisa menatap dari balik jendela kelas, sambari berharap suatu kelak mereka akan menikmati apa yang hari ini teman-teman mereka rasahkan.
Walau tak punya air dan tak ada roti untuk mereka di Sekolah, tak menyurutkan niat Dismas dan Jovan bersekolah. Selesai menamatkan pendidikan SMK, kedua sahabat ini memutuskan bekerja sebagai kuli pada beberapa Toko di Langowan untuk menyambung hidup, namun cerita yang digores sang Sutradara bermaksud lain. Dua sahabat ini kemudian mendaftarkan diri sebaga Casis Bintara Polri Th 2023.
Kendati melalui proses yang panjang dan sangat sulit, serta sering harus mencucurkan air mata mereka, tapi tak ada yang menduga..."Sang Sutradara itu telah berhasil marancang dan menulis ceritera-nya dengan doa yang tulus yang diiringi tetesan airmata sucinya untuk kedua sahabat Dismas dan Jovan". Hingga dengan Kekuasaan dan Takdir Tuhan terbukti pada sidang kelulusan Bintara Polri Polda Sulawesi Utara ditanggal 19 Juli 2023, melalui seleksi Bintara Polri yang jujur, adil, transparan dan akuntabel, menghantarkan Dismas lulus degan peringakat 11 dan Jovan menempati peringkat 20 dari Polres Minahasa.
Kisah ini telah menginspirasi dan memotivasi banyak remaja untuk mengikuti seleksi Anggota Polri ditahun-tahun mendatang, dan kisah ini melahirkan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si Bapak Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H, Bapak Waka Polda Sulawesi Utara Brigjel Pol Drs. Jan Leonard de Fretes, MM dan Bapak Karo SDM Polda Sulawesi Utara Kombes Pol Ary Wahyu Widodo, SIK selaku Ketua seleksi penerimaan anggota Polri T.A 2023 Polda Sulawesi Utara.
Doa khusus anak-anak Panti Asuhan dan ucapan terima kasih yang mendalam bagi Korlip Daerah Kompas TV Jakarta Bapak Harryradja Boykole, dan Ibu Yanne Singal serta teman-teman Kompas TV Sulut yang telah memberikan motivasi, doa dan meliput dua sahabat Panti "DISMAS dan JOVAN".
"Salam PRESISI🙏🙏🙏