RadiusNews, Minahasa- Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Tondano yang beragama Nasrani melaksanakan ibadah Minggu pagi (20/10). Ibadah ini menjadi momen penting bagi para WBP untuk memperkuat iman dan mendapatkan dukungan spiritual selama menjalani masa pembinaan.
Ibadah yang berlangsung di Gereja Oikumene Lapas Kelas IIB Tondano ini dipimpin oleh Penatua Ester E. Manayang. Kegiatan ini berjalan dengan khidmat dan penuh suasana spiritual yang mendalam. Dalam khotbahnya, Penatua Ester menyampaikan pesan pengharapan, mengajak para WBP untuk tetap teguh dalam iman di tengah tantangan hidup yang mereka hadapi.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tondano, Yulius Paath turut hadir langsung dalam acara ibadah tersebut. Kehadiran Kalapas memberikan energi positif bagi para WBP, menunjukkan bahwa pihak Lapas selalu mendukung pembinaan rohani sebagai bagian dari proses rehabilitasi mereka. Dalam sambutannya, Kalapas Yulius Paath menyampaikan pesan yang penuh semangat, "Badai pasti berlalu, meskipun ada waktunya," mengingatkan para WBP bahwa setiap kesulitan yang dihadapi, termasuk masa tahanan/pidana penjara, akan berakhir pada waktunya.
Kalapas Yulius Paath juga menegaskan pentingnya memperkuat mental dan spiritual selama menjalani masa pembinaan di Lapas. "Tidak ada badai yang abadi. Meski berat, setiap ujian yang dihadapi pasti akan membawa pelajaran berharga. Kuncinya adalah sabar dan terus berusaha memperbaiki diri," tambah Yulius dalam pesannya kepada WBP.
Ibadah ini tidak hanya menjadi sarana untuk memperkuat iman, tetapi juga sebagai ajang refleksi bagi WBP tentang kesalahan masa lalu dan cara untuk memperbaiki diri di masa depan. Dengan pendekatan pembinaan spiritual seperti ini, Lapas Kelas IIB Tondano berharap para WBP bisa lebih siap ketika nanti kembali ke masyarakat. Pendekatan rohani dianggap sangat penting dalam membantu proses reintegrasi, memberikan landasan moral dan mental yang lebih kuat bagi WBP.
Selain itu, Kalapas Yulius Paath menekankan pentingnya kerja sama antara pihak Lapas dan institusi keagamaan untuk terus mendukung pembinaan spiritual para WBP. "Kami berterima kasih kepada Penatua Ester dan tim dari Gereja GMIM Matuari Werot yang sudah berkontribusi dalam kegiatan ini. Pembinaan spiritual adalah salah satu aspek penting dalam rehabilitasi WBP, dan kami berharap kerja sama ini dapat terus berjalan dengan baik di masa mendatang," ujar Yulius Paath.
Kegiatan ibadah ini merupakan bagian dari program pembinaan Lapas Kelas IIB Tondano yang tidak hanya fokus pada aspek fisik dan keterampilan, tetapi juga aspek rohani. Pihak Lapas percaya bahwa pembinaan spiritual mampu memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perilaku dan sikap WBP selama menjalani hukuman.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan para WBP dapat termotivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, siap menghadapi masa depan dengan harapan yang baru, dan lebih siap untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat setelah menyelesaikan masa hukuman mereka.